Ketika itu aku masih kost di kota A, kota yang indah dan tidak terlalu ramai, sebab di kota A itulah aku bekerja. Aku kost di rumah seorang ibu muda dengan satu anak gadisnya. Sebut saja ibu muda itu adalah Tante Susi, dan anak gadisnya yang masih 12 tahun usianya dan duduk di bangku SMP kelas 1, namanya Mery. Suami Tante Susi, sebut saja Oom Andi bekerja di ibukota, di suatu instansi pemerintah, dan mempunyai jabatan strategis. Setiap 2 minggu sekali, Oom Andi pulang ke kota A, aku sendiri cukup akrab dengan Oom Andi, umurku dengannya tidak terlalu terpaut jauh. Oom Andi aku taksir baru berumur sekitar 35 tahun, sedangkan Tante Susi justru lebih tua sedikit, 37 tahun. Aku menyebut mereka Oom dan Tante, sebab walaupun beda umur antara aku dan mereka sedikit, tetapi mereka sudah berkeluaga dan sudah punya seorang anak gadis.
Tante Susi merupakan seorang sekretaris di sebuah perusahaan otomotif di kota B yang jaraknya tidak begitu jauh dari kota A. Tante Susi berangkat pagi dan pulang malam, begitu seterusnya setiap harinya, sehingga aku kurang begitu dekat dengan Tante Susi. Justru kepada anak gadisnya yang masih SMP yang bernama Mery, aku merasa dekat. Sebab pada hari-hari kosongku, Mery lah yang menemaniku.NATION4D.COM TOGEL DAN CASINO ONLINE TERBAIK
Selama tinggal serumah dengan Tante Susi dan anak gadisnya, yaitu Mery, aku tidak pernah berpikiran buruk, misalnya ingin menyetubuhi Tante Susi atau yang lainnya. Aku menganggapnya sudah seperti kakak sendiri. Dan kepada Mery, aku juga sudah menganggapnya sebagai keponakanku sendiri pula. Sampai akhirnya ketika suatu hari, hujan gerimis rintik-rintik, pekerjaan kantor telah selesai aku kerjakan, dan saat itu hari masih agak siang. Aku malas sekali ingin pulang, lalu aku berpikir berbuat apa di hari seperti ini sendirian. Akhirnya aku putuskan meminjam kaset VCD Blue Film yang berjudul Tarzan X ke rekan kerjaku. Kebetulan dia selalu membawanya, aku pinjam ke dia, lalu aku cepat-cepat pulang. Keadaan rumah masih sangat sepi, sebab Mery masih sekolah, dan Tante Susi bekerja. Karena aku kost sudah cukup lama, maka aku dipercaya oleh Oom Andi dan Tante Susi untuk membuat kunci duplikat. Jika sewaktu-waktu ada perlu di rumah, jadi tidak harus repot menunggu Mery pulang ataupun Tante Susi pulang.
Aku sebetulnya ingin menyaksikan film tersebut di kamar, entah karena masih sepi, maka aku menyaksikannya di ruang keluarga yang kebetulan tempatnya di lantai atas. Ah.. lama juga aku tidak menyaksikan film seperti ini, dan memang lama juga aku tidak ML (making love) dengan wanita malam yang biasa kupakai akibat stres karena kerjaan yang tidak ada habis-habisnya.
Aku mulai memutar film tersebut, dengan ukuran TV Sony Kirara Baso, seakan aku menyaksikan film bioskop, adegan demi adegan syur membuatku mulai bernafsu dan membuat batang kemaluanku berontak dari dalam celanaku. Aku kasihan pada adik kecilku itu, maka kulepaskan saja celanaku, kulepaskan juga bajuku, sehingga aku hanya menggunakan kaos singlet ketat saja. Celana panjang dan celana dalamku sudah kulepaskan, maka mulai berdiri dengan kencang dan kokohnya batang kemaluanku yang hitam, panjang, besar dan berdenyut-denyut. Aku menikmatinya sesaat, sampai akhirnya kupegangi sendiri batang kemaluanku itu dengan tangan kananku. Mataku tetap konsentrasi kepada layar TV, melihat adegan-adegan yang sudah sedemikian panasnya. Tarzan yang bodoh itu sedang diajari oleh wanitanya untuk memasukkan batang kemaluannya itu ke lubang kemaluan si wanita.
Batang kemaluan yang dari tadi kupegangi, kini telah kukocok-kocok, lambat dan cepat silih berganti gerakanku dalam mengocok. Setelah sekian lama, aku merasa sudah tidak kuat lagi menahan cairan mani yang ingin keluar.
Lalu, Ahh crrrottt.. cccroottt , aku sudah menyiapkan handuk kecil untuk menampung cairan mani yang keluar dari lubang kencing kemaluanku. Sehingga cairan itu tidak muncrat kemana-mana.
Ternyata tanpa sepengetahuanku, ada sepasang mata melihat ke arahku dengan tidak berkedip, sepasang mata itu rupanya melihat semua yang kulakukan tadi. Aku baru saja membersihkan batang kemaluanku dengan handuk, lalu sepasang mata itu keluar dari persembunyiannya, sambil berkata kecil.
Oom Agus, lagi ngapain sih, kok main-main titit begitu, emang kenapa sih? kata suara kecil mungil yang biasa kudengar.
Bagaikan disambar geledek di siang hari, aku kaget, ternyata Mery sudah ada di belakangku. Aku gugup akan bilang apa, kupikir anak ini pasti sudah melihat apa yang kulakukan dari tadi.
Eh, Llliiiiaaa.. baru pulang? sahutku sekenanya.
Iya nih Oom, ngga ada pelajaran. tukas Mery, lalu Mery melanjutkan perkataannya, Oom Agus, Mery tadi kan nanya, Oom lagi ngapain sih, kok mainin titit gitu?
Oohh ini.., aku sudah sedikit bisa mengontrol diri, Ini.. Oom habis melakukan olahraga , Mery.
Ooohh.. habis olahraga yaaa..? Mery sedikit heran.
Iya kok.. olahraga Oom, ya begini, sama juga dengan olahraga papanya Mery. jawabku ingin meyakinkan Mery.
Kalo olahraga Mery di sekolah pasti sama pak guru Mery disuruh lari. Mery menimpali.
Itu karena Mery kan masih sekolah, jadi olahraganya harus sesuai dengan petunjuk pak guru. jawabku lagi.
Oom, Mery pernah lihat papa juga mainin titit persis seperti yang Oom Agus lakukan tadi, cuma bedanya papa mainin tititnya sama mama. Mery dengan polosnya mengatakan hal itu.
Eh, Mery pernah lihat papa dan mama olahraga begituan? aku balik bertanya karena penasaran.
Sering lihat Oom, kalo papa pulang, kalo malem pasti melakukannya sama mama. ujar Mery masih dengan polosnya menerangkan apa yang sering dilihatnya.
Seperti ini yaa..? sambil aku menunjuk ke cover gambar film Tarzan X, gambar Tarzan dengan memasukkan batang kemaluannya ke lubang kelamin wanitanya.
Iya Oom, seperti apa yang di film itu lho! jawab Mery, Eh.. Oom, bagus lho filmnya, boleh ngga nih Mery nonton, mumpung ngga ada mama?
Boleh kok, cuma dengan syarat, Mery tidak boleh mengatakan hal ini sama papa dan mama, oke? aku memberi syarat dengan perasaan kuatir jika sampai Mery cerita pada mama dan papanya.
Ntar Oom beliin coklat yang banyak deh. janjiku.Bandar Togel Terbaik, Bandar Togel
Beres Oom, Mery ngga bakalan cerita ke mama dan papa. dengan santai Mery menjawab perkataanku, rupanya Mery langsung duduk di sofa menghadap ke TV.
Kuputar ulang lagi film Tarzan X tersebut, dan Mery menontonnya dengan sepenuh hati, adegan demi adegan dilihatnya dengan penuh perhatian. Aku sendiri termenung menyaksikan bahwa di depanku ada seorang gadis kecil yang periang dan pintar sedang menonton blue film dengan tenangnya. Sedangkan aku sendiri masih belum memakai celanaku, ikut melihat lagi adegan-adegan film Tarzan X itu, membuat batang kemaluanku tegang dan berdiri kembali, kubiarkan saja. Lama kelamaan, aku tidak melihat ke arah film Tarzan X itu, pandanganku beralih ke sosok hidup yang sedang menontonnya, yaitu Mery.
Mery adalah yang tergolong imut dan manis untuk gadis seusianya. Entah kenapa, aku ingin sekali bersetubuh dengan Mery, aku ingin menikmati rasanya lubang kelamin Mery, yang kubayangkan pastilah masih sangat sempit. Ahhh.. nafsuku kian membara karena memikirkan hal itu. Aku mencoba mencari akal, bagaimana caranya agar keperawanan Mery bisa kudapatkan dan kurasakan. Kutunggu saja waktu tepatnya dengan sabar. Tidak terasa, selesailah film tersebut. Suara Mery akhirnya memecahkan keheningan.
Oom, tuh tititnya berdiri lagi. kata Mery sambil menunjuk ke arah batang kemaluanku yang memang sedang tegang.
Iya nih Mery, tapi biarin saja deh, gimana dengan filmnya? jawabku santai.
Bagus kok Oom, persis seperti apa yang papa dan mama lakukan, dan Mery ada beberapa pertanyaan buat Oom nih. Mery sepertinya ingin menanyakan sesuatu.
Pertanyaannya apa? tanyaku.
Kenapa sih, kalo olahraga gituan harus masukin titit ke apa tuh, Mery ngga ngerti? tanya Mery.
Oh itu.., itu namanya titit dimasukkan ke lubang kencing atau disebut juga lubang memek, pasti papa Mery juga melakukan hal itu ke mama kan? jawabku menerangkan.
Iya benar Oom, papa pasti masukin tititnya ke lubang yang ada pada memek mama. Mery membenarkan jawabanku.
Itulah seninya olahraga beginian Mery, bisa dilakukan sendiri, bisa juga dilakukan berdua, olahraga ini khusus untuk dewasa. kataku memberi penjelasan ke Mery.
Mery sudah boleh ngga Oom.. melakukan olahraga seperti itu? tanya Mery lagi.
Ouw.. inilah yang aku tunggu.. dasar rejeki.. selalu saja datang sendiri.
Boleh sih, dengan satu syarat jangan bilang sama mama dan papa. jelasku.
Terang saja aku membolehkan, sebab itulah yang kuharapkan.
Mery harus tahu, jika Mery melakukan olahraga beginian akan merasa lelah sekali tetapi juga akan merasakan enak. tambahku.
Masa sih Oom? Tapi kayaknya ada benarnya juga sih, Mery lihat sendiri mama juga sepertinya merasa lelah tapi juga merasa keenakan, sampai menjerit-jerit lho Oom, malahan kadang seperti mau nangis. Mery yang polos rupanya sudah mulai tertarik dan sepertinya ingin tahu bagaimana rasanya.
Emang gitu kok. Ee , mumpung masih siang nich, mama Mery juga masih lama pulangnya, kalo Mery memang ingin olahraga beginian, sekarang saja gimana? aku sudah tidak sabar ingin melihat pesona kemaluannya Mery, pastilah luar biasa.
Ayolah! Mery mengiyakan.
Memang rasa ingin tahu anak gadis seusia Mery sangatlah besar. Ini adalah hal baru bagi Mery. Segera saja kusiapkan segala sesuatunya di otakku. Aku ingin Mery merasakan apa yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Kaos singlet yang menempel di tubuhku telah kulepas. Aku sudah telanjang bulat dengan batang kejantananku mengacung-ngacung keras dan tegang. Baru pernah seumur hidupku, aku telanjang di hadapan seorang gadis beMery berumur 12 tahun. Mery hanya tersenyum-senyum memandangi batang kemaluanku yang berdiri dengan megahnya. Mungkin karena kebiasaan melihat papa dan mamanya telanjang bulat, sehingga melihatku telanjang bulat merupakan hal yang tidak aneh lagi bagi Mery.
Kusuruh Mery untuk membuka seluruh pakaiannya. Awalnya Mery protes, tetapi setelah kuberitahu dan kucontohkan kenapa mama Mery telanjang bulat, dan kenapa ceweknya Tarzan juga telanjang bulat, sebab memang sudah begitu seharusnya. Akhirnya Mery mau melepas pakaiannya satu persatu. Aku melihat Mery melepaskan pakaiannya dengan mata tidak berkedip. Pertama sekali, lepaslah pakaian sekolah yang dikenakannya, lalu rok biru dilepaskan juga. Sekarang Mery tinggal mengenakan kaos dalam dan celana dalam saja.
Di balik kaos dalamnya yang cukup tebal itu, aku sudah melihat dua benjolan kecil yang mencuat, pastilah puting susunya Mery yang baru tumbuh. Baru saja aku berpikiran seperti itu, Mery sudah membuka kaos dalamnya itu dan seperti apa yang kubayangkan, puting susu Mery yang masih kuncup, membenjol terlihat dengan jelas di kedua mataku. Puting susu itu begitu indahnya. Lain sekali dengan yang biasa kulihat dan kurasakan dari wanita malam langgananku, rata-rata puting susu mereka sudah merekah dan matang, sedangkan ini, aku hanya bisa menelan ludah.
Payudara Mery memang belum nampak, sebab karena faktor usia. Akan tetapi puting susunya sudah mulai menampakkan hasilnya. Membenjol cukup besar dan mencuat menantang untuk dinikmati. Warna puting susu Mery coklat kemerahan, aku melihat puting susu itu menegang tanpa Mery menyadarinya. Lalu Mery melepaskan juga celana dalamnya. Kembali aku dibuatnya sangat bernafsu, kemaluan Mery masih berupa garis lurus, seperti kebanyakan milik anak-anak gadis yang sering kulihat mandi di sungai. Vagina yang belum ditumbuhi bulu rambut satu pun, masih gundul. Aku sungguh-sungguh melihat pemandangan yang menakjubkan ini. Terbengong-bengong aku dibuatnya.
Oom, udah semua nih, udah siap nih Oom.
Aku tersentak dari lamunan begitu mendengar Mery berbicara.
Oke, sekarang dimulai yaaa ?
Kuberi tanda ke Mery supaya tiduran di sofa. Pertama sekali aku meminta ijin ke Mery untuk menciuminya, Mery mengijinkan, rupanya karena sangat ingin atau karena Mery memang sudah mulai menuruti nafsunya sendiri, aku kurang tahu. Yang penting bagiku, aku merasakan Meryng perawannya dan menyetubuhinya siang ini.
Aku ciumi kening, pipi, hidung, bibir dan lehernya. Kupagut dengan mesra sekali. Kubuat seromantis mungkin. Mery hanya diam seribu bahasa, menikmati sekali apa yang kulakukan kepadanya.
Setelah puas aku menciuminya, Mery, boleh ngga Oom netek ke Mery? tanyaku meminta.
Tapi Oom, tetek Mery kan belon sebesar seperti punya mama. kata Mery sedikit protes.
Ngga apa-apa kok Mery, tetek segini malahan lebih enak. kilahku meyakinkan Mery.
Ya deh, terserah Oom saja, asalkan ngga sakit aja. jawab Mery akhirnya memperbolehkan.
Dijamin deh ngga sakit, malahan Mery akan merasakan enak dan nikmat yang tiada tara. jawabku lagi.
Segera saja kuciumi puting susu Mery yang kiri, Mery merasa geli dan menggelinjang-gelinjang keenakan, aku merasakan puting susu Mery mulai mengalami penegangan total. Selanjutnya, aku hisap kedua puting susu tersebut bergantian. Mery melenguh menahan geli dan nikmat, aku terus menyusu dengan rakusnya, kusedot sekuat-kuatnya, kutarik-tarik, sedangkan puting susu yang satunya lagi kupelintir-pelintir.NATION4D.COM TOGEL DAN CASINO ONLINE TERBAIK
Oom, kok enak banget nihhh oohhh enakkk desah Mery keenakan.
Mery terus merancau keenakan, aku sangat senang sekali. Setelah sekian lama aku menyusu, aku lepaskan puting susu tersebut. Puting susu itu sudah memerah dan sangat tegangnya. Mery sudah merasa mabuk oleh kenikmatan. Aku bimbing tangannya ke batang kemaluanku.
Mery, kocok dong tititnya Oom Agus. aku meminta Mery untuk mengocok batang kemaluanku.
Mery mematuhi apa yang kuminta, mengocok-ngocok dengan tidak beraturan. Aku memakluminya, karena Mery masih amatir, sampai akhirnya aku justru merasa sakit sendiri dengan kocokan Mery tersebut, maka kuminta Mery untuk menghentikannya. Selanjutnya, kuminta Mery untuk mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, tanpa bertanya Mery langsung saja mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, aku terpana sesaat melihat vagina Mery yang merekah. Tadinya kemaluan itu hanya semacam garis lurus, sekarang di hadapanku terlihat dengan jelas, buah klitoris kecil Mery yang sebesar kacang kedelai, vaginanya merah tanpa ditumbuhi rambut sedikit pun, dan yang terutama, lubang kemaluan Mery yang masih sangat sempitnya. Jika kuukur, hanya seukuran jari kelingking lubangnya.
Aku lakukan sex dengan mulut, kuciumi dan hisap kemaluan Mery dengan lembut, Mery kembali melenguh. Lenguhan yang sangat erotis. Meram melek kulihat mata Mery menahan enaknya hisapanku di kemaluannya. Kusedot klitorisnya. Mery menjerit kecil keenakan, sampai tidak berapa lama.
Oom, enak banget sih, Mery senang sekali, terussinnn pinta Mery.
Aku meneruskan menghisap-hisap vagina Mery, dan Mery semakin mendesah tidak karuan. Aku yakin Mery hampir mencapai puncak orgasme pertamanya selama hidup.
Oommm ssshhh Mery mau pipis nich..
Mery merasakan ada sesuatu yang mendesak ingin keluar, seperti ingin kencing.
Tahan dikit Mery tahan yaaa sambil aku terus menjilati, dan menghisap-hisap kemaluannya.
Udah ngga tahan nich Oommm aahhh
Tubuh Mery mengejang, tangan Mery berpegangan ke sofa dengan erat sekali, kakinya menjepit kepalaku yang masih berada di antara selangkangannya.
Mery ternyata sudah sampai pada klimaks orgasme pertamanya. Aku senang sekali, kulihat dari bibir lubang perawannya merembes keluar cairan cukup banyak. Itulah cairan mani nikmatnya Mery.
Oohhh Oom Agus Mery merasa lemes dan enak sekali apa sih yang barusan Mery alami, Oom ? tanya Mery antara sadar dan tidak.
Itulah puncaknya Mery.., Mery telah mencapainya, pingin lagi ngga? tanyaku.
Iya.. iya.. pingin Oom jawabnya langsung.
Aku merasakan kalau Mery ingin merasakannya lagi. Aku tidak langsung mengiyakan, kusuruh Mery istirahat sebentar, kuambilkan semacam obat dari dompetku, obat dopping dan kusuruh Mery untuk meminumnya. Karena sebentar lagi, aku akan menembus lubang perwannya yang sempit itu, jadi aku ingin Mery dalam keadaan segar bugar.
Tidak berapa lama, Mery kulihat telah kembali fit.
Mery tadi Mery sudah mencapai puncak pertama, dan masih ada satu puncak lagi, Mery ingin mencapainya lagi kan..? bujukku.
Iya Oom, mau dong Mery mengiyakan sambil manggut-manggut.
Ini nanti bukan puncak Mery saja, tetapi juga puncak Oom Agus, ini finalnya Mery kataku lagi menjelaskan.
Final? Mery mengernyitkan dahinya karena tidak paham maksudku.
Iya, final.., Oom ingin memasukan titit Oom ke lubang memek Mery, Oom jamin Mery akan merasakan sesuatu yang lebih enak lagi dibandingkan yang tadi. akhirnya aku katakan final yang aku maksudkan.
Ooh ya, tapi.. Oom.. apa titit Oom bisa masuk tuh? Lubang memek Mery kan sempit begini sedangkan tititnya Oom.. gede banget gitu Mery sambil menunjuk lubang nikmatnya.
Pelan-pelan dong, ntar pasti bisa masuk kok.. cobain ya..? pintaku lagi.
Iya deh Oom Mery secara otomatis telah mengangkangkan kakinya selebar-lebarnya.
Kuarahkan kepala kemaluanku ke lubang vagina Mery yang masih super sempit tersebut. Begitu menyentuh lubang nikmatnya, aku merasa seperti ada yang menggigit dan menyedot kepala kemaluanku, memang sangat sulit untuk memasukkannya. Sebenarnya bisa saja kupaksakan, tetapi aku tidak ingin Mery merasakan kesakitan. Kutekan sedikit demi sedikit, kepala kemaluanku bisa masuk, Mery mengaduh dan menjerit karena merasa perih. Aku menyuruhnya menahan. Efek dari obat dopping itu tadi adalah untuk sedikit meredam rasa perih, selanjutnya kutekan kuat-kuat.
Blusss
Mery menjerit cukup keras, Ooommm tititnya sudaaahhh masuk kkaahhh?
Udah sayang tahan ya kataku sambil mengelus-ngelus rambut Mery.
Aku mundurkan batang kemaluanku. Karena sangat sempitnya, ternyata bibir kemaluan Mery ikut menggembung karena tertarik. Kumajukan lagi, kemudian mundur lagi perlahan tetapi pasti. Beberapa waktu, Mery pun sepertinya sudah merasakan enak. Setelah cairan mani Mery yang ada di lubang perawannya semakin membanjir, maka lubang kenikmatan itu sudah sedikit merekah. Aku menggenjot maju mundur dengan cepat. Ahhh.. inikah kemaluan perawan gadis imut. Enak sekali ternyata. Hisapannya memang tiada duanya. Aku merasa keringat telah membasahi tubuhku, kulihat juga keringat Mery pun sudah sedemikian banyaknya.
Sambil kuterus berpacu, puting susu Mery kumainkan, kupelintir-pelintir dengan gemas, bibir Mery aku pagut, kumainkan lidahku dengan lidahnya. Aku merasakan Mery sudah keluar beberapa kali, sebab aku merasa kepala batang kemaluanku seperti tersiram oleh cairan hangat beberapa kali dari dalam lubang surga Mery. Aku ganti posisi. Jika tadi aku yang di atas dan Mery yang di bawah, sekarang berbalik, aku yang di bawah dan Mery yang di atas. Mery seperti kesetanan, bagaikan cowboy menunggang kuda, oh enak sekali rasanya di batang kemaluanku. Naik turun di dalam lubang surga Mery.
Sekian lama waktu berlalu, aku merasa puncak orgasmeku sudah dekat. Kubalik lagi posisinya, aku di atas dan Mery di bawah, kupercepat gerakan maju mundurku. Lalu aku peluk erat sekali tubuh kecil dalam dekapanku, kubenamkan seluruh batang kemaluanku. Aku menegang hebat.
Crruttt crruttt Bandar Togel Terbaik, Bandar Togel
Cairan maniku keluar banyak sekali di dalam lubang kemaluan Mery, sedangkan Mery sudah merasakan kelelahan yang amat sangat. Aku cabut batang kemaluanku yang masih tegang dari lubang kemaluan Mery. Mery kubiarkan terbaring di sofa. Tanpa terasa, Mery langsung tertidur, aku bersihkan lubang kelaminnya dari cairan mani yang perlahan merembes keluar, kukenakan kembali semua pakaiannya, lalu kubopong gadis kecilku itu ke kamarnya. Aku rebahkan tubuh mungil yang terkulai lelah dan sedang tertidur di tempat tidurnya sendiri, ke
Keesokan harinya, Mery mengeluh karena masih merasa perih di vaginanya, untungnya Tante Susi tidak tahu. Hari berlalu terus. Sering kali aku melakukan olah raga senggama dengan Mery, tentunya tanpa sepengetahuan Oom Andi dan Tante Susi.
Kira-kira sudah berjalan setengah tahun lamanya, Mery sudah sangat pintar untuk ukuran gadis seusianya dalam melakukan olahraga senggama. Aku pun sangat memanjakannya, uang yang biasa kuhamburkan untuk membayar wanita malam, kuberikan ke Mery. Untuk menghindari kecurigaan orang tuanya, uang itu kubelikan hal-hal yang Mery suka, seperti makanan, mainan dan masih banyak lagi.
Sekarang Mery sudah kelas 2 SMP, naik kelas dengan nilai yang bagus, apa yang kulakukan dengan Mery tidak mempengaruhi belajarnya. Inilah yang membuat aku semakin sayang, dan sampai suatu saat, Tante Susi diharuskan pergi beberapa hari lamanya ke ibu kota untuk menemani Oom Andi menghadiri resepsi-resepsi pernikahan dari rekan-rekan kerja Oom Andi yang kebetulan berurutan tanggalnya. Aku ditinggal berdua di rumah dengan Mery, memang sudah terlalu biasa, sedikit bedanya adalah sekarang sudah super bebas, tidak mengkhawatirkan kalau-kalau Tante Susi pulang dari kerja.