Sunday, March 24, 2019

Perselingkuhan Tiada Akhir


Bullying adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. Budaya penindasan dapat berkembang dimana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan lingkungan.
Seorang anak lelaki pulang ke rumah dalam kondisi babak belur karena dihajar oleh temannya di sekolah. Sesampainya di rumah dia menangis dan mengadukan hal tersebut kepada ayahnya yang kebetulan saat itu sedang berada di rumah.

Ayah Andi​
“Ada apa, nak?” tanya sang ayah.
“Aku dipukuli sama Budi, yah” jawab si anak yang bernama Andi.
“Apa? Kurang ajar. Orangtuanya ga bisa ngajari sopan santun kayaknya” ujar ayahnya penuh emosi. Perutnya yang buncit bergoyang mengikuti ayunan tubuhnya saat berdiri dengan penuh amarah. “Ayo antar ayah ke rumahnya, biar ayah labrak orangtuanya” tambahnya sembari mengepalkan tangannya.
“Baik, yah” jawab Andi cepat. Keduanya pun bergegas keluar dari rumah untuk menuju ke rumah si Budi.
“Lho, pada mau ke mana nih?” tanya seorang wanita berjilbab yang baru saja datang.
“Aku ada urusan sebentar, sayang” jawab sang ayah.BandarTogel TerbaikBandar Togel
“Kok ngajak si Andi?” tanya wanita yang ternyata adalah ibu dari anak itu.
“Ada hubungannya sama dia soalnya” jawab sang ayah lagi.
“Yauda kalau begitu, hati-hati di jalan ya” ujar ibu Andi lembut.

Ibu Andi​
Pasangan ayah dan anak itu melanjutkan perjalanan mereka ke rumah si Budi yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah mereka. Setelah mengendarai sepeda motor selama kira-kira setengah jam akhirnya mereka berdua pun sampai di rumah yang dimaksud. Setelah memarkir sepeda motor di halaman lalu ayah Andi segera mengetuk pintu rumah tersebut dengan keras.
Tok..Tok..Tok
“Budi, keluar kamu” teriak ayah Andi.
Tak lama kemudian seorang anak laki-laki yang seumuran dengan Andi pun keluar dengan tenangnya. Wajahnya memang terlihat nakal dan postur tubuhnya lebih besar daripada Andi. Andi bergegas bersembunyi di belakang ayahnya.
“Ada apa, om?” tanya anak itu santai.
“Kamu yang namanya Budi?” tanya ayah Andi.
“Iya, om. Om Siapa?” ujar Budi balik bertanya.
“Saya Joni, ayahnya Andi” balas ayah Andi ketus.
“Oh, om Joni. Ada perlu apa?” tanya Budi lagi.
“Saya mau bicara dengan ayahmu” jawab Joni galak.
“Ayah saya belum pulang, om. Cuma ada ibu saya” sahut Budi.
“Yaudah, ibumu juga boleh, panggil ke sini” bentak Joni.
“Oke, silahkan tunggu di dalam” ujar Budi mempersilakan keduanya masuk.
…..
“Aku tunggu di sini aja, yah” ujar Andi ketika Budi telah masuk ke dalam rumah.
“Lho, kenapa?” tanya ayahnya heran.
“Takut kalau ibunya juga galak kayak dia” jawab Andi agak ragu-ragu.
“Iya deh kamu tunggu sini dulu, nanti biar ayah marahi Budi dan ibunya” sahut Joni menenangkan anaknya. Kemudian dia masuk ke dalam dan menunggu di sofa ruang tamu, sementara Andi menunggu di luar rumah.
…..

Ibu Budi​
Seorang wanita mengenakan tanktop dan celana jins pendek ketat keluar dari dalam rumah dan mendatangi Joni yang duduk di sofa ruang tamu. Joni seketika terkejut melihat kedatangan wanita yang berpenampilan seksi itu.
“Ehm, ibunya Budi ya?” tanya Joni agak tergagap.
“Iya, bapak siapa ya?” ujar wanita itu balik bertanya.
“Saya bapaknya Andi, temannya Budi di sekolah” balas Joni terbata-bata.
“Oh, saya Susi, ibunya Budi. Ada keperluan apa ya?” tanya wanita yang bernama Susi itu.
“Begini, bu. Aduh, gimana ngomongnya ya” ujar Joni ragu-ragu.
“Jangan panggil, bu. Saya masih muda kok” potong Susi sambil tersenyum.
“Ehm, iya mbak, jadi begini” ujar Joni semakin salah tingkah.
“Kok mbak sih, kan saya lebih muda, mas” potong Susi lagi.
“Oh, iya maaf dek Susi. Jadi begini ceritanya” ujar Joni kikuk.
“Pasti Budi nakal di sekolah ya, mas” potong Susi sambil duduk tepat di sebelah Joni.
“Ehm, bukan gitu, dek” sahut Joni tidak fokus karena perhatiannya teralihkan oleh paha Susi yang putih dan mulus.NATION4D.COM TOGEL DAN CASINO ONLINE TERBAIK
“Jujur saja, mas. Aku tau kok kalau Budi memang agak nakal” ujar Susi sembari memegang tangan Joni sehingga semakin mendekatinya.
“Ehm, gimana ya” ujar Joni yang semakin tidak berdaya akibat posisi Susi yang semakin dekat kepadanya. Wangi harum tubuh Susi pun menusuk hidung Joni. Sementara pandangan Joni tertuju ke belahan dada Susi yang tidak mampu ditutupi oleh tanktopnya.
“Gimana, mas?” desak Susi sambil menggoyang lengan Joni. Bersamaan dengan itu bergoyanglah pula gundukan di dada Susi yang cukup montok dan menggoda.
“Budi nakalnya cuma sama Andi saja kok” ujar Joni akhirnya mencoba jujur.
“Astaga, maafkan Budi ya, mas. Dia memang agak nakal kadang-kadang” rayu Susi sambil memegang tangan Joni. Bahkan kemudian dengan santainya dia meletakkan tangan Joni tersebut ke pahanya yang terbuka.
“I,,iya,,tidak apa-apa” sahut Joni sambil mengelus-elus paha Susi yang mulus itu.
“Beneran tidak apa-apa?” tanya Susi cepat, dia membiarkan saja Joni meraba-raba pahanya.
“Beneran” jawab Joni cuek, dia lebih fokus untuk meraba kedua paha mulus Susi.
“Syukurlah, makasih ya, mas” ujar Susi senang. Secara spontan dia memeluk Joni sebagai pengungkapan rasa senangnya.
“Iya, sama-sama” sahut Joni sambil membalas pelukan Susi.
Keduanya pun saling berpelukan di atas sofa ruang tamu. Dan tak lama kemudian mereka berdua pun berciuman, entah siapa yang memulai. Joni terlihat sangat menikmati bibir Susi yang tebal dan sensual. Sementara itu Susi hanya mencoba mengimbangi permainan Joni saja.
Joni sepertinya mulai menguasai permainan. Dia mulai menyusupkan tangannya di balik tanktop Susi sembari terus mengulum bibir indah Susi. Ternyata Susi tidak mengenakan bra sehingga mempermudah aksi Joni menjelajahi kedua gunung kembar milik Susi. Dengan perlahan Joni meremas kedua payudara Susi bergantian, sesekali dia juga memilin puting Susi yang mulai mengeras. Susi hanya membalas perlakuan Joni dengan rintihannya yang menggoda.
Joni menurunkan tali tanktop di bahu Susi sehingga kedua payudara Susi bisa terbebas dari tanktopnya. Joni semakin bernafsu setelah melihat langsung kedua payudara Susi yang putih dan mulus, walau ukurannya tidak sebesar milik istrinya. Selain itu payudara Susi juga memiliki puting yang berwarna merah muda, berbeda dengan milik istrinya yang berwarna coklat agak kehitaman. Dengan ganas Joni melahap kedua puting merah muda Susi itu bergantian. Lidahnya bergerak liar membasahi puting Susi yang semakin mengeras itu.
“Ahh,,uhh,,enak, mas” racau Susi berulangkali. Tanktopnya telah terlepas dari tubuhnya dan tergeletak di lantai. Begitu juga dengan celana pendeknya yang telah turun di telapak kakinya. Sementara itu kini Joni telah beralih ke bawah dan memainkan daerah kewanitaan Susi yang mulai lembab. Tadinya Joni melahap daerah kewanitaan Susi yang mulus dan tidak ada bulunya sedikit pun di sekitarnya. Setelah puas kini dia menjilati liang kewanitaan Susi sehingga membuatnya semakin basah aja.
…..
Sementara itu Andi yang tadinya menunggu di luar rumah kini tergeletak lemas di halaman rumah. Permainan Joni dan Susi membuat Budi lolos dari pengawasan dan dengan mudahnya menghajar Andi yang menunggu di luar rumah. Budi keluar lewat pintu belakang sebelum kembali ke depan menemui Andi dan memukulinya.
“Dasar pengadu, kuhajar kau” bentak Budi sambil terus memukuli Andi yang terkapar di tanah.
“Ampun” ratap Andi tak berdaya. Namun tiada ampun untuknya, Budi terus menghajarnya sampai dia tak sadarkan diri dan tergeletak lemas di halaman rumah itu. Budi yang telah puas pun keluar dari rumah untuk bermain bersama teman-temannya yang lain.
…..
Lain tempat lain pula kejadiannya. Istri Joni yang bernama Fino sedari tadi gelisah menunggu anak dan suaminya yang belum juga pulang. Dia berjalan mondar-mandir di dalam kamar menanti anak dan suaminya yang tak kunjung datang. Tak lama kemudian terdengar suara ketukan di pintu depan rumah. Dengan gembira dia segera beranjak ke depan untuk membukakan pintu karena mengira suami dan anaknya telah tiba. Namun betapa terkejutnya Fino setelah membuka pintu karena ternyata yang datang bukan anak atau suaminya.

Ayah Budi​
“Ini benar rumahnya pak Joni?” tanya lelaki yang mengetuk pintu itu.
“Benar, pak” jawab Fino masih agak kaget.
“Mbak ini siapa?” tanya lelaki itu lagi.
“Saya Fino, istrinya mas Joni” jawab Fino cepat.
“Oh, perkenalkan, saya Tono, suaminya Susi” sahut lelaki itu.
“Susi siapa ya? Lalu ada keperluan apa dengan suami saya?” berondong Fino dengan pertanyaan.
“Bolehkah saya duduk untuk menjelaskan?” tanya lelaki itu sopan.
“Oh, maaf pak, silahkan masuk dulu” ujar Fino agak tidak enak karena tidak sopan terhadap tamu.
“Terima kasih, mbak” sahut Tono.
“Silahkan duduk, pak. Saya ambilkan minuman dulu” ujar Fino beramah-tamah.
“Tidak usah repot-repot, mbak. Saya cuma sebentar kok” potong Tono.
“Baiklah, jadi apa yang mau bapak jelaskan?” tanya Fino sambil duduk di salah satu kursi ruang tamu.
“Sebelumnya jangan panggil saya bapak, saya masih muda kok” ujar Tono sembari tersenyum ramah.
“Eh, iya, maaf mas” sahut Fino cepat.
“Santai saja, mbak. Jadi begini, mbak. Coba lihat ini dulu” ujar Tono setelah duduk di kursi yang lain dan menyerahkan handphone nya kepada Fino.
Fino pun mengambil handphone tersebut dan melihat tayangan yang muncul di layarnya. Terlihat jelas sebuah hubungan intim yang dilakukan oleh seorang laki-laki dan seorang wanita. Fino menjadi terkejut setelah mengamati lebih teliti, karena dia mengenali sosok laki-laki yang ada dalam video tersebut, yaitu Joni suaminya sendiri.
“Sudah lihat dengan jelas kan, mbak? pelaku wanitanya itu Susi, istri saya” sahut Tono tiba-tiba, seolah bisa membaca kebingungan di wajah Fino.
“Ini beneran, mas?” tanya Fino ragu.
“Ya beneran, mereka berdua selingkuh di rumah saya saat saya sedang tidak ada di rumah. Untungnya saya sudah memasang kamera rahasia di rumah” ujar Tono menjelaskan.
“Ini kejadian kapan, mas?” tanya Fino lagi, wajahnya mulai terlihat sedih.
“Sudah lama, hari ini mungkin mereka mengulanginya lagi” jawab Tono berbohong.
“Astaga, tega-teganya mas Joni berbuat seperti itu” ujar Fino sambil mulai meneteskan air mata.
“Sabar ya, mbak” hibur Tono sembari menepuk bahu Fino.
“Iya, mas. Terima kasih” balas Fino sambil mengusap air matanya.
“Terus sekarang mbak gimana?” tanya Tono tiba-tiba.
“Entahlah, mas. Saya pengen langsung ke sana sebenarnya, tapi sepertinya sudah terlambat” jawab Fino bimbang.
“Saya punya ide, mbak” sahut Tono dengan senyum liciknya.
“Ide apa, mas?” tanya Fino dengan perasaan yang kalut.
“Gimana kalau mbak balas dendam” saran Tono.
“Balas dendam gimana, mas?” tanya Fino lagi.
“Ya dengan cara selingkuh juga” jawab Tono mantap.
“Lah, kok gitu, mas. Berarti saya sama saja dong dengan suami” tolak Fino.
“Ya beda lah, kan niatnya sudah beda” bujuk Tono.
“Ehm, gimana ya” ujar Fino ragu.
“Sudah nggak usah dipikirkan, suamimu aja juga nggak mikir kok pas selingkuh” bujuk Tono lagi.
“Iya juga sih, tapi percuma juga kalau saya selingkuh tapi suami nggak tau” ujar Fino mengajukan alasan lain.
“Kalau itu sih gampang, kan bisa saya bantu merekam pake kamera handphone saya” bantah Tono lagi.
“Ehm, terus saya selingkuhnya sama siapa?” ujar Fino beralasan lagi.
“Ya terserah, siapa saja bisa asalkan lelaki, ntar saya yang merekam. Atau mau sama saya?” sahut Tono sok jual mahal.
“Ehm, iya deh, daripada repot cari yang lain” balas Fino setelah mengamati Tono dari atas sampai ke bawah.
“Baiklah, mbak mau di sini atau di kamar?” tanya Tono bersemangat.
“Di kamar aja deh biar tidak kelihatan orang lain” jawab Fino sambil beranjak dari duduknya.
“Oke, mbak ke kamar dulu, saya siapkan kameranya” sahut Tono sembari mengutak-atik handphonenya.
“Oh iya, pintu depan tolong ditutupkan ya, mas” sahut Fino sebelum menuju ke dalam kamar.
…..
Tono dan Fino telah berada dalam kamar. Kamera juga telah disiapkan oleh Tono. Namun Fino hanya diam saja karena tidak tahu hendak berbuat apa.
“Santai saja, Wi” ujar Tono menenangkan. Dia sengaja langsung menyebut namanya agar lebih akrab.
“Iya, mas” balas Fino singkat.BandarTogel TerbaikBandar Togel
“Kamu sama suami biasanya ngapain dulu?” tanya Tono sembari mendekat ke Fino.
“Ciuman dulu biasanya, mas” jawab Fino polos.
“Baiklah” sahut Tono sebelum menyambar bibir Fino yang merah dan merekah. Secara reflek Fino pun membalasnya sehingga keduanya saling berpagutan dalam peluk. Kedua lidah mereka beradu menimbulkan bunyi kecipak basah. Satu sama lain tidak mau mengalah dalam beradu lidah. Namun permainan Tono yang semakin ganas dibarengi dengan hisapannya pada lidah Fino membuat Fino terengah-engah karena kewalahan.
Karena tak mau kalah akhirnya Fino melakukan satu-satunya hal yang melintas di pikirannya, yakni memegang batang kemaluan milik Tono. Jadi pada saat Tono mulai menghisap lidahnya maka dia pun meremas-remas batang Tono yang telah menegang. Tono tak mau tinggal diam saja, pada saat bersamaan dia meremas gundukan di dada Fino yang masih tertutup bajunya. Seketika dia takjub dengan kemontokan dan kekenyalan payudara Fino. Dia menghentikan aksi lidahnya dan berpindah ke bagian dada Fino. Dibukanya kemeja Fino dengan perlahan hingga menyisakan bra-nya saja.
“Wah, 36C, punya istriku Cuma 34B. Bodoh juga suamimu” komentar Tono begitu melihat ukuran yang tertera pada bra milik Fino. Wajah Fino merona merah karena tersipu malu mendengar komentar Tono.
Tanpa membuang waktu Tono segera melepaskan juga bra milik Fino sehingga kedua gunung kembarnya yang montok melonjak keluar dari sarangnya. Segera dilahapnya kedua payudara montok Fino yang dihiasi puting berwarna coklat itu. Kedua tangan beserta lidah Tono bergantian meremas dan menjilat setiap inci daging kenyal milik Fino. Sesekali Tono memelintir puting Fino yang telah mengeras, kemudian bergantian lidahnya yang menjilat dan menghisap puting Fino. Sementara itu Fino hanya membalas dengan desahan dan rintihan saja, wajahnya terlihat menikmati permainan dari Tono. Hal itu terbukti dengan basahnya bagian bawah milik Fino.
Tono mengetahuinya setelah puas memainkan payudara montok Fino. Dia beralih ke bawah dan menyibak rok Fino, ternyata celana dalam Fino telah basah akibat cairan kenikmatannya sendiri. Segera saja Tono melepaskan celana dalam Fino sehingga terlihatlah daerah kewanitaannya yang bersih, walau ada sedikit bulu yang tumbuh di sekitarnya namun tercukur dengan rapi.
Tono mengawali aksinya dengan membelai area kewanitaan Fino sambil sesekali menusukkan jari ke dalam liangnya. Makin lama tusukannya makin cepat sehingga terlihat seperti mengocok liang kewanitaan Fino. Fino kembali melenguh keenakan mengikuti irama kocokan jari Tono. Cairan Fino mulai membasahi jari Tono yang terus mengocok liang Fino. Fino melampiaskan gairahnya dengan menjambak rambut Tono dan meremas payudaranya sendiri. Sementara itu Tono semakin mempercepat kocokannya hingga akhirnya cairan kenikmatan Fino menyembur dari dalam liangnya.
“Akhh,, akhh,, enak, mas” racau Fino begitu cairannya membasahi tangan Tono.
“Gantian dong yang beraksi” sahut Tono sambil berdiri dan melepaskan celananya. Batangnya yang telah menegang pun terlepas dari sarangnya dan membuat Fino terkejut karena ukurannya yang lebih besar dari milik suaminya.
“Kenapa, Wi? Lebih gede dari punya suamimu ya?” tanya Tono begitu melihat wajah Fino yang keheranan.
“Eh, iya, mas” jawab Fino agak tergagap.
“Gantian mainin, Wi” perintah Tono sambil berdiri. Sementara Fino duduk di hadapannya.
“Iya, mas” sahut Fino sambil memegang batang milik Tono. Kemudian dikocoknya perlahan dengan kedua tangannya. Tono mulai merasakan kenikmatan sentuhan tangan halus Fino, batangnya pun semakin menegang saja sampai terlihat otot-ototnya. Tak lama kemudian Fino mulai mengocok batang Tono dengan mulutnya. Dengan perlahan Fino memasukkan batang Tono ke dalam mulutnya. Awalnya hanya sebagian yang bisa masuk, tetapi lama-kelamaan sudah banyak yang bisa masuk, walau tidak semuanya. Lalu Fino mulai mengocoknya maju mundur secara berirama. Kehangatan mulut Fino membuat Tono mulai merasakan gejolak kenikmatannya. Semakin lama aksi Fino semakin liar saja, padahal itu adalah pengalaman pertamanya mengoral batang kemaluan lelaki. Tak lama kemudian Tono pun memuncratkan cairannya ke mulut dan wajah Fino.
“Akhh, mantap deh, sampai sini dulu ya, Wi” ujar Tono setelah mencapai klimaksnya.
“Eh, kok gitu, mas. Nanggung nih” protes Fino.
“Besok lagi aja deh ya” tolak Tono.NATION4D.COM TOGEL DAN CASINO ONLINE TERBAIK
“Lah yang sekarang gimana dong ini?” rajuk Fino sambil menunjuk daerah kewanitaannya. Tono tertawa puas, batangnya mulai terpancing lagi gara-gara keluguan Fino tersebut.
“Yauda deh nungging sana” ujar Tono mengalah.
Fino pun merangkak membelakangi Tono. Segera saja Tono menusukkan batangnya yang mulai tegang lagi itu ke dalam liang kewanitaan Fino secara perlahan.
“Ahh,,” desah Fino begitu batang Tono bisa masuk semua ke dalam liangnya.
“Gila, sempit banget punyamu, Wi. Mencengkram pula. Bodoh amat suamimu masih nyari yang lain” komentar Tono girang. Fino kembali hanya tersipu malu mendengarnya.
Rencana Tono yang awalnya hanya sebentar saja pun menjadi mundur akibat kenikmatan vagina milik Fino. Malah mereka berdua bermain dalam berbagai posisi, mulai dari doggystyle hingga ke gaya yang biasa. Gaya paling akhir dan yang ternikmat tentu saja doggystyle, karena dengan gaya tersebut Tono bisa menyodok sambil meremas pantat sekal dan payudara montok milik Fino, selain itu batangnya pun bisa masuk semakin dalam ke liang milik Fino.
Sekitar sejam kemudian akhirnya Tono kembali mencapai klimaksnya untuk yang kedua kalinya. Dengan santai dia menumpahkan cairannya itu ke dalam liang milik Fino, bersamaan dengan itu Fino juga mencapai klimaksnya untuk yang ke sekian kalinya. Fino pun terkapar di atas ranjangnya, sedangkan Tono memakai kembali pakaiannya dan pergi dari tempat itu.
Share:

...

Copyright © CERITA DEWASA MALAM | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com