Friday, November 19, 2021

Dewi – Erwin, Client Suaminya



 Malam itu Dewi terlihat cantik dan sexy sekali, saat itu Dewi mengenakan gaun malam yang bisa membuat mata lelaki yang memandangnya menelan air liur dan terbangkit birahinya, gaun malam mini warna hitam dengan belahan yang menampakkan bulatan payudaranya serta bagian punggung yang terbuka lebar memperlihatkan kemulusan punggungnya, sementara tali gaunnya yang kecil terikat di tengkuknya. Warna hitam gaunnya sangat kontras dengan warna putih kulitnya, kedua puting susunya tercetak samar-samar di gaun malamnya, nampaknya Dewi tidak mengenakan bra dibalik gaunnya itu, karena warna gaunnya yang hitam tonjolan kedua putingnya tidak terlalu kentara jika hanya sekilas memandang Dewi, gaun warna hitam yang Dewi kenakan tidak terlalu ketat membalut tubuh Dewi, memang Dewi memilih yang tidak terlalu ketat agar bisa leluasa bergerak, tetapi tetap memperlihatkan bentuk tubuh Dewi yang sexy.

Malam itu Dewi memang diajak oleh suaminya untuk makan malam, dan seperti yang suaminya jelaskan ditelpon tadi siang, suaminya akan mengadakan jamuan makan malam untuk clientnya, sebetulnya Dewi merasa malas untuk datang, karena ia pikir acara makan malam ini pasti membosankan, karena selama makan malam ia hanya akan mendengarkan obrolan soal bisnis saja, dan ia hanya akan jadi pajangan selama makan malam berlangsung, apalagi ia berpikir pasti teman bisnis suaminya ini seumuran dengan suaminya yang sudah kepala 5, Dewi sudah membayangkan acara itu bakalan betul-betul membosankan. Tapi suaminya memaksa ia untuk ikut alasannya suaminya sudah lama tidak mengajak makan malam karena kesibukannya.

Tepat jam 6 sore, mobil suaminya tiba dihalaman rumahnya, melihat itu Dewi keluar rumah dan mengunci pintunya, saat itu supir suaminya telah turun dari mobil dan membukakan pintu mobil dibagian penumpang, Dewipun bergegas naik kedalam mobil.

Sore, Bu, supirnya menyapa Dewi.

Sore, Din, Bapak mana?, jawab Dewi dilanjutkan dengan bertanya keberadaan suaminya.

Tadi sudah saya antar duluan ke hotel xxx, lalu saya disuruh kesini untuk jemput ibu dan mengantar ibu ke tempat tadi, jawab Udin menjelaskan.

Oh, ya sudah, ayo jalan, Din, kata Dewi.

Setengah jam kemudian Dewi tiba di hotel xxx, kemudian ia turun dan langsung menuju ke restoran yang telah disebutkan oleh suaminya tadi siang, saat ia melewati lobby semua mata lelaki yang berada di situ tidak berkedip memandangi Dewi, sesampainya di restoran seorang pelayan menyambutnya, kemudian Dewi menanyakan meja suaminya, pelayan ini kemudian mengantar Dewi ke meja suaminya.

pak Erwin, ini Dewi istriku, dan Mah, ini pak Erwin clientku yang tadi siang kuceritakan, kata suaminya setibanya Dewi di meja mereka.

Malam, Bu, Erwin menyapa Dewi, sambil menyorongkan tangannya untuk menjabat tangan Dewi.

Malam, Pak, jawab Dewi sambil menyambut tangan Erwin.

Kemudian dengan penuh sopan Erwin mempersilahkan Dewi untuk duduk, Dewi sedikit terkejut dengan client suaminya ini, tebakan dia jauh meleset, karena kalau dilihat dari wajahnya, umur dari client suaminya ini paling seumuran dia, wajahnya ganteng, tubuhnya atletis beda jauh dengan tubuh suaminya, genggaman tangannya hangat ia rasakan, tatapan matanya membuat jantungnya berdetak kencang.

Saat makan malam berlangsung Dewi sering mencuri pandang tanpa diketahui oleh suaminya, kadang-kadang tatapan matanya bentrok dengan mata Erwin yang kebetulan sedang menatap ke dia. Dewi merasakan jantungnya berdetak dengan kencang setiap mata mereka beradu, kedua pipinya merona merah entah karena tatapan Erwin atau karena pengaruh Wine yang mereka minum yang entah sudah berapa gelas yang mereka minum, wajah Dewi semakin Nampak mempesona dengan semburat merah yang menghiasi pipinya, Erwin sendiri semakin sering mencuri pandang melihat Dewi saat mendengarkan penjelasan soal kontrak bisnis dari suaminya.

Dewi melihat suaminya begitu antusias menjelaskan tentang kontrak bisnis itu dan nampaknya suaminya mendominasi pembicaraan ini, Dewi melihat wajah suaminya yang sudah memerah karena pengaruh alcohol, Dewi melihat Erwin kadang-kadang mengangguk tanda setuju lalu tersenyum.

Jadi, bagaimana, pak Erwin? tanya suaminya

Apanya,Erwin balik bertanya, ia agak sedikit kaget karena saat itu ia sedang memperhatikan Dewi.

Soal, kontrak bisnis kita, Apa proposal yang saya berikan tadi siang sudah dipelajari? tanya suaminya lagi.

Oh, soal itu, sudah saya pelajari dan ada beberapa syarat tambahan yang ingin saya tambahkan dalam proposal itu, jawab Erwin.

Syarat apa saja, Pak? kembali suaminya bertanya.

Wah, saya lupa, tapi saya sudah kasih note kok di proposal bapak tadi,Erwin menjawab.

OK..OK..proposalnya pak Erwin bawa sekarang? suaminya bertanya kembali.

Hahahapak Hendro memang pebisnis tulen, kita kan lagi makan malam jadi saya tidak bawa,Erwin menjelaskan.

Hehehebukan begitu pak Erwin, alangkah bagusnya kalau kita bisa selesaikan malam ini, syarat-syarat tambahan pak Erwin akan saya lihat, kalau tidak terlalu memberatkan pihak kami, saya akan langsung setujui, terus kita bisa tanda tangani pra-kontrak itu, baru besok kita buat kontrak kerjasamanya, suaminya menjelaskan.

Baik..baik.. saya ambil proposal dulu, pak Hendro dan ibu bisa tunggu saya disini,Erin berkata sambil tersenyum.

Oh, gak usah repot-repot, pak, bagaimana kalau kita ikut bapak saja, itu kalau bapak gak keberatan, soalnya begini pak, daripada bapak bolak-balik,lebih baik kami yang kekamar bapak, setelah selesai, kami langsung pulang dan pak Erwin bisa langsung istirahat, Suaminya menimpali tawaran Erwin.

Hhmmmbaiklah, tapi apa tidak lebih kalau bapak saja yang ikut dan ibu bisa menunggu disini, soalnya takut nanti orang berprasangka buruk tentang ibu Erwin berkata kembali.

Ah, bapak, tidak apa-apa, kan saya ini suaminya, jadi tidak akan ada yang berprasangka buruk soal dia, lagipula lebih kurang baik kalau dia sendirian duduk disini, suaminya menjelaskan.

Oh, iya pak Hendro betul juga, Erwin mengangguk setuju setelah mendengar penjelasan suaminya.

Akhirnya mereka beranjak meninggalkan restoran itu menuju kekamar Erwin, ternyata Erwin tinggal di salah satu kamar yang mewah yang ada di hotel ini, kamarnya terdiri dari dua bagian, bagian pertama saat masuk terdapat Bar dipojok sebelah kanan pintu masuk, lalu ada sofa 321 dan meja kerja, sementara tempat tidurnya terletak dibagian yang satunya lagi, Dewi memperkirakan kamar mandi dan toiletnya ada di dalam kamar tidurnya, Erwin mempersilahkan Dewi dan suaminya duduk, sementara dia sendiri menuju meja kerja untuk mengambil proposal, Erwin menyerahkan proposal tersebut ketangan suaminya, suaminya langsung membaca kembali proposal tersebut yang telah banyak coretan-coretan dan tambahan-tambahan dari Erwin, nampak kepala suaminya manggut-manggut saat membaca proposal tersebut.

OKOKpak Erwin, saya sudah baca kembali dan saya tidak keberatan dengan penambahan-penambahan dari bapak,kata suaminya.

Wellbagus kalau begitu saya senang jika bapak dan ibu menyetujui syarat tambahan dari saya, selanjutnya bapak tinggal paraf di setiap coretan-coretan saya dan tandatangani, lalu saya akan melakukan hal yang sama, Erwin berkata sambil tersenyum penuh arti.

Hahaha..bapak bisa aja, istri saya pasti setuju dengan syarat tambahan bapak, kan kontrak kerja ini akan menambah keuntungan untuk kedua perusahaan kita dan otomatis menambah keuntungan juga buat dia,suaminya berkata menjelaskan, sementara Dewi sendiri hanya dapat tersenyum tanpa mengerti sedikitpun tentang hal ini.

Ok, saya akan suruh pelayan untuk memfotocopy proposal ini, nanti aslinya saya simpan, pak Hendro bawa copyannya, jadi besok bapak bisa suruh orang bapak untuk buat proposal yang sudah direvisi ini, saya akan datang kekantor bapak besok untuk menanda tanganinya,kata Erwin.

Ok, pak, jawab suaminya singkat.

Kemudian Erwin beranjak menuju kekamar tidurnya, Dewi mendengar sayup-sayup suara Erwin dari dalam kamar, nampaknya Erwin sedang menelpon pelayan untuk datang kekamarnya, Dewi sedikit heran kenapa Erwin menelpon dari dalam kamarnya, sementara dimeja kerja juga ada telpon.

Tak lama berselang Erwin keluar dari ruangan dan ia menjelaskan kepada suaminya untuk menunggu sebentar, karena ia sedang memanggil pelayan untuk memfotocopykan proposal yang sudah mereka tanda tangani. Sambil menunggu kedatangan pelayan, kami mengobrol ringan, Dewi melihat suaminya sudah agak mabok akibat pengaruh Wine yang mereka minum saat makan malam tadi.

Kira-kira lima belas menit kemudian bel pintu berbunyi, Erwin beranjak dari duduknya untuk membukakan pintu, Nampak oleh Dewi pelayan hotel berjumlah 2 orang masuk sambil membawa bucket (ember dari stainless steel), disetiap bucket itu terisi oleh botol, nampaknya waktu menyuruh pelayan datang itu Erwin sekalian memesan Champagne, pelayan itu meletakkan pesanan Erwin di meja Bar, kemudian Erwin menyerahkan proposal dan meminta mereka untuk memfotocopykannya.

Pak Hen, bagaimana kalau kita merayakan kerjasama ini sambil minum Champagne, tawar Erwin.

OK, pak, hal ini memang wajib untuk dirayakan agar kerjasama kita semakin baik,sambut suaminya semangat.

Dewi sedikit khawatir melihat keadaan suaminya, ia takut nanti suaminya mabok dan tertidur disini, tidak mungkin dia harus memapahnya kalau sampai hal itu terjadi, tapi dalam hatinya membatin biar kalau nanti suaminya tertidur dia akan meminta pelayan untuk memapahnya ke mobil, sementara pikirannya sedang memikirkan hal itu, Erwin sedang berjalan kearah mereka sambil membawa gelas berisi Champagne di kedua tangannya.

Mari kita bersulang semoga kerjasama kita ini akan sukses, minumnya harus sekaligus habis, karena dengan itu menandakan bahwa tidak akan ada penundaan dalam hal kerja sama kita inikata Erwin setelah menyerahkan gelas kepada Dewi dan suaminya.

Beres, pak, ˜Bottom Up™, kata suaminya, Dewi sendiri hanya membalas dengan senyuman.

Mereka bertiga langsung menenggak habis minuman masing-masing, setelah habis Erwin mengambil gelas kosong itu dan kembali beranjak ke Bar untuk mengisi lagi gelas kosong tersebut.

Satu kali lagi kita bersulang, sahut Erwin setelah menyerahkan gelas yang sudah terisi oleh Champagne ke Dewi dan suaminya.

OK, once more,kata suaminya sambil terkekeh-kekeh, Dewi melihat keadaan suaminya dan ia tahu bahwa suaminya sudah semakin dipengaruhi oleh alcohol.

Mereka kembali menegak minuman itu kembali dalam satu tegukan gelas mereka kembali kosong, kemudian Erwin beranjak ke Bar untuk mengambil botol champagne, setelah itu ia kembali mengisi gelas-gelas mereka yang sudah kosong tadi, sekarang ini Erwin tidak mengajak untuk bersulang, Erwin dan Dewi meminum satu teguk saja dan menaruh gelas mereka di meja, sementara Hendro meminum Champagne tersebut sampai habis dengan sekali teguk saja, dan tanpa menunggu Erwin untuk mengisi kembali gelasnya yang sudah kosong, ia mengambil sendiri botol Champagne itu dan menuangkannya ke gelasnya yang sudah kosong, saat itu bel pintu kembali berbunyi, Erwin beranjak menuju kepintu dan membukanya, Nampak oleh Dewi salah satu pelayan yang tadi datang menyerahkan dokumen ke Erwin, sambil mengucapkan terimakasih Erwin menyelipkan tip ketangan pelayan tersebut, dan menutup pintu kamarnya.

Yang tidak disadari oleh Dewi dan suaminya adalah ketika Erwin menuangkan minuman yang pertama dan kedua, saat itu Erwin memberikan campuran kedalam minuman mereka, cairan itu berasal dari dua botol kecil yang berbeda. Nampaknya Erwin sudah merencakan hal ini saat dia menelpon dari dalam kamarnya, cairan yang dia masukkan kedalam gelas Dewi adalah cairan perangsang sementara yang dimasukkan kedalam gelas suaminya adalah cairan obat tidur.

OK, pak terimakasih, akan saya suruh anakbuah saya untuk merevisi proposal sesuai dengan kesepakatan kita, sekarang kami pamit pulang dulu,kata Hendro dengan mata hampir terpejam, saat ia menerima dokumen tersebut dari Erwin.

OK, sampai ketemu besok dikantor bapak, balas Erwin.

Dewi dan suaminya berdiri, kemudian melangkah menuju kepintu, tetapi baru sekitar enam langkah tubuh Hendro mulai limbung, untung Erwin yang berada disampingnya sempat meraih tubuh tersebut, kelihatannya Hendro sudah betul-betul tumbang akibat pengaruh alKohol dan pengaruh obat tidur yang dicampurkan oleh Erwin tadi, bukan hanya suaminya saja yang sudah terpengaruh, tapi Dewi sendiri yang berjalan dibelakang juga sudah dipengaruhi oleh obat perangsang yang dicampurkan oleh Erwin tadi, Dewi merasakan keganjilan ditubuhnya terutama di daerah sensitifnya seperti dipayudara dan divaginanya, ia merasakan gatal dan geli yang aneh dan ia menginginkan daerah-daerah tersebut disentuh, dibelai, dan diremas, sementara lubang kemaluannya menginginkan sodokan-sodokan batang kemaluan lelaki. Dewi berusaha untuk menutupi hal tersebut tetapi semakin ia lawan semakin kuat hasratnya.

Sambil berusaha untuk melawan hasrat tersebut, Dewi membantu Hendro untuk memegangi suaminya, yang ia lihat sudah tertidur, kemudian Dewi mendengar Erwin berkata untuk membaringkan sebentar suaminya ditempat tidur, tanpa membantah Dewi mengikuti gerakan Erwin yang memapah suaminya keruangan tidur, setelah merebahkan suaminya ditempat tidur Dewi meminta ijin kepada Erwin untuk menggunakan kamar mandinya, Erwinpun mempersilahkan Dewi untuk menggunakan kamar mandinya.

Dewi tidak melihat Erwin saat ia keluar dari kamar mandi, setelah melihat keadaan suaminya yang Nampak tertidur dengan lelapnya, Dewipun beranjak kearah ruang tamu dan ia melihat Erwin sedang berada di Bar sedang membuka botol Champagne yang satunya lagi dan ia melihat botol Champagne yang pertama sudah kosong, melihat kedatangan Dewi, Erwin menawarkan minuman lagi, yang dijawab dengan anggukan oleh Dewi, sambil berjalan kearah Bar.

Setelah menuangkan minuman kedalam gelas, Erwin berjalan kearah Dewi yang sudah berdiri di meja Bar, diserahkannya gelas yang berisi Champagne ke Dewi, kemudian Erwin mengadukan bibir gelasnya ke bibir gelas Dewi, merekapun meminum satu teguk minuman itu kemudian menaruh gelas mereka di meja Bar, mereka kemudian terlibat perbincangan ringan, saat itu Dewi baru menyadari posisi berdiri Erwin yang sangat dekat dengan dirinya, aroma tubuhnya yang harum tercium oleh Dewi dan menambah rangsangan aneh kepada dirinya.

Tiba-tiba dengan lembut Erwin membalikkan tubuh Dewi, wajah mereka begitu berdekatan, Dewi merasakan nafas yang keluar dari hidung Erwin menerpa wajahnya, dengan lembut Erwin mengangkat dagu Dewi lalu Erwin mengecup perlahan bibir Dewi, Dewi merasakan getaran aneh yang mengalir saat bibirnya tersentuh oleh bibir Erwin, matanya terpejam mulutnya sedikit terbuka, Erwin yang melihat ini tersenyum, kemudian ia mengecup kembali bibir Dewi dengan lembut, dilanjutkan dengan jepitan bibirnya kebibir bagian bawah Dewi, dihisapnya bibir bagian bawah Dewi sehingga membuat Dewi mendesah.

Ohhhh, Dewi mendesah.

Erwin melanjutkan aksinya dengan melumat seluruh bibir Dewi, lidahnya mulai menerobos masuk ke dalam rongga mulut Dewi, kemudian lidahnya menari didalam rongga mulut Dewi, Dewi membalas dengan menyentuhkan lidahnya kelidah Erwin, lidah mereka menari bersentuhan didalam rongga mulut Dewi.

Sambil tetap mencumbu mulut Dewi, tangan Erwin mulai beraksi, diraihnya ikatan tali gaun Dewi lalu ia tarik, dan ia lepaskan ikatannya, dengan perlahan tapi pasti gaun yang dikenakan oleh Dewi mulai meluncur perlahan kebawah kakinya, saat ini hanya CD hitam yang masih melekat ditubuh Dewi, kedua tangan Erwin perlahan-lahan mulai turun dari leher Dewi yang jenjang ke arah kedua bukit kembar Dewi, setelah kedua bukit kembar Dewi berada dalam genggamannya Erwin mulai meremas-remas kedua payudara Dewi, yang kadang-kadang ditingkahi oleh pilinan-pilinan lembut di kedua puting susunya.

Hhhmppssshhhoohh,desah Dewi merasakan nikmatnya sentuhan dan remasan tangan Erwin di kedua payudaranya, pikiran sehatnya sudah terpengaruh oleh rangsangan obat dan belaian jemari Erwin, ia tidak memperdulikan bahwa suaminya sedang tertidur diruangan sebelah dan mungkin saja bisa bangun kapan saja.

Aksi Erwin semakin menjadi, ia tahu bahwa Dewi sudah dalam pengaruh obat perangsang yang ia berikan tadi, dan ia juga tidak takut akan suaminya yang bisa bangun kapan saja, karena ia tahu bahwa suaminya tidak akan bangun sampai besok pagi, obat tidur yang ia berikan tadi cukup membuat orang akan tertidur sampai 20jam, jadi ia akan punya kesempatan untuk menikmati tubuh indah istri clientnya ini sampai puas.

Ciuman Erwin berpindah ke leher Dewi, membuat Dewi semakin menggeliat, lalu menurun kearah dada Dewi, dengan lembut putting susu sebelah kanan Dewi dikecup oleh Erwin, dilanjutkan dengan jilatan-jilatan diputing tersebut dan kadang-kadang dihisap-hisapnya susu Dewi, tangan kirinya masih aktif dengan remasan dan pilinan disusu dan puting sebelah kiri, sementara tangan kanannya mulai meluncur kearah selangkangan Dewi, dengan gerakan perlahan tapi pasti tangan kanan Erwin menyelusup kedalam CD Dewi, terasa oleh Erwin kemaluan Dewi sudah basah, jemari Erwin menggesek-gesek klitoris Dewi dengan lembut, kombinasi aksi yang dilakukan Dewi membuat Dewi semakin mendesah, rintihan nikmatnya meluncur tanpa henti dari mulut Dewi.

Oohh..enak..terus..kamu hebat oohh..melayang aku jadinyapuaskan aku..ohh..,rintih Dewi.

Tangan kiri Erwin menghentikan aksinya dan meluncur turun kearah CD Dewi, iapun menarik keluar tangan kanannya, lalu dengan kedua tangannya CD Dewi mulai dilepas perlahan-lahan, sementara ciumannya mulai merambat turun, saat bibirnya sampai diselangkangan Dewi, CD Dewipun sudah turun sampai ke kaki Dewi, dengan lembut diangkatnya sedikit kaki kiri Dewi sehingga CD Dewi terlepas dari kaki sebelah kirinya, lalu ia meletakkan kaki Dewi di pijakan kaki kursi bar, setelah itu ia meregangkan kaki kanannya, selangkangan Dewi sedikit terbuka dengan posisi ini, Erwinpun mulai mejilati kelentit Dewi dan kadang-kadang ditingkahi dengan hisapan-hisapan lembut, dua jari tangan kanannya ia masukkan kedalam rongga kemaluan Dewi dengan perlahan, Dewi melenguh akibat double action yang dilakukan oleh Erwin.

OhhWin, nikmat sekali, terus Win, hisap itilku, yach begitu, Oh..,lenguh Dewi, merasakan nikmat yang luarbiasa, tanpa Dewi sadari panggilan bapak yang dari makan malam tadi ia lontarkan sudah berganti menjadi panggilan nama.

Yach..terus..begitu..oh enak sekali, puaskan aku..Win, kembali Dewi melenguh saat Erwin mulai mengocok kemaluannya dengan kedua jari tangannya dan hisapan-hisapan di kelentitnya.

Gerakan tangan Erwin yang keluar masuk di kemaluan Dewi semakin menjadi, kadang-kadang ia putar-putar jari tangannya, kadang-kadang ia pijat-pijat dinding kemaluan Dewi oleh tangannya, sementara tangannya beraksi mulutnya tidak berhenti menjilati dan menghisap-hisap kelentit Dewi.

Oh..aku tidak tahan lagi, aku mau keluar, oohhhnikmaat..sekaliiaaaghhhaaku..keluar, Dewi mengerang saat ia mencapai puncak kenikmatannya.

Sssrrrrr.ssrrrr.sssrrrr.. tubuh Dewi mengejang, dan mengejut-ngejut saat vaginanya mengeluarkan cairan kenikmatannya, sementara tangannya meraih kepala Erwin dan menekan kepala Erwin kearah kemaluannya, pantatnya mengejut-ngejut seirama dengan kemaluannya yang menyemburkan lahar kenikmatannya, dinding vagina Dewi berkedut-kedut itu yang dirasakan oleh tangan Erwin, Erwinpun merasakan tangannya disiram oleh hangatnya cairan kenikmatan Dewi, dan cairan itu mulai mengalir keluar lewat tangan Erwin.

Erwin segera berdiri setelah badai nafsu Dewi mereda, dan kejutan-kejutan tubuh Dewi berhenti, tangan kirinya merengkuh tubuh Dewi, tangan kanannya memegangi dagu Dewi lalu diciumi dengan lembut bibir Dewi, kemudian tangan kanannya beranjak ke payudara Dewi, dengan lembut Erwin membelai-belai bulatan dan putting payudara Dewi, mendapat perlakuan tambahan ini Dewi merasakan sensasi yang berbeda daripada biasanya, sisa-sisa kenikmatan yang berhasil ia raih semakin indah ia rasakan akibat perlakuan Erwin ini.

Kecupan-kecupan lembut Erwin dibibirnya serta belaian tangan Erwin di payudara dan putingnya perlahan-lahan membuat gelora birahi Dewi yang telah mereda mulai bergejolak kembali, desahannya mulai terdengar kembali dari mulutnya, tangan kiri Dewi mulai bergerak kearah selangkangan Erwin, di elus-elusnya batang kemaluan Erwin dari balik celananya, batang kemaluan Erwin yang sudah tegang semakin menegang akibat elusan Dewi, dan membuat Erwin melenguh, tangan kanan Dewi mulai membuka kancing kemeja Erwin satu persatu dari atas sampai kebawah, setelah terlepas semua kancing kemejanya, Dewi mulai menciumi dada Erwin, puting susu Erwin tidak luput dari hisapan dan jilatannya, terdengar Erwin kembali melenguh akibat serangan Dewi.

Jilatan Dewi mulai menurun kebawah, sementara kedua tangannya beraksi membuka ikat pinggang dan celana Erwin, saat jilatannya sampai kebawah perut Erwin, celana Erwin termasuk CDnya sudah melorot ke kaki Erwin, Dewi takjub melihat pemandangan yang ada dihadapannya, ia melihat batang kemaluan Erwin lebih panjang dan besar dari semua lelaki yang sudah menyetubuhinya, di genggamnya batang kemaluan Erwin dengan kedua tangannya, Dewi kaget sendiri dengan panjangnya batang kemaluan Erwin karena masih ada sedikit yang tidak tergenggam oleh kedua tangannya, lalu Dewi mulai menjilati kepala kontol Erwin, lidahnya kadang-kadang bermain di lubang kencingnya, sementara kedua tangannya meremas-remas lembut bagian batangnya, akibatnya tubuh Erwin bergetar, lenguhannya kembali terdengar, kepalanya terdongak matanya terpejam menikmati jilatan-jilatan lidah Dewi serta remasan-remasan tangan Dewi di kontolnya.

OohhWi, terusenak..jilatanmu, lenguh Erwin.

Entot kontolku dengan mulutmu, WiOhhh, desah Erwin meminta Dewi untuk mengulum batang kemaluannya.

Dewipun melakukan apa yang diminta oleh Erwin, mulutnya mulai mengulum-ngulum kontol Erwin, mulutnya maju mundur dikontol Erwin, tangan kanannya tetap meremas-remas sebagian batang kemaluan Erwin sementara tangan kirinya mempermainkan biji pelernya, Erwin semakin melenguh mendapatkan perlakuan Dewi ini, kedua tangannya memegang kepala Dewi, dengan perlahan Erwin memaju mundurkan kepala Dewi mengimbangi gerakan maju mundur mulut Dewi di batang kemaluannya.

Oohh..aaargghhhenak betul selomotan mulutmu, Wi, Erwin mendesah.

Terus, Witeruskulum kontolkuOohhh, Erwin kembali mendesah.

Kepala Erwin terdongak, mulutnya setengah terbuka dan matanya terpejam menikmati permainan mulut Dewi serta kedua tangannya di batang kemaluan dan biji pelernya, tubuhnya semakin bergetar, Dewi sendiri semakin mempercepat gerakan maju mundur mulutnya, tapi Erwin tidak mau hanya puas dengan mulut Dewi saja, iapun menahan gerakan kepala Dewi, dan menarik tubuh Dewi yang sedang berjongkok untuk berdiri, diajaknya Dewi pindah kesofa.

Erwin duduk disofa dengan posisi setengah tiduran, Dewi tahu apa yang diinginkan oleh Erwin, kemudian Dewipun mengangkang diatas tubuh Erwin, tangannya segera meraih batang kemaluan Erwin, diarahkannya batang kemaluan Erwin ke lubang senggamanya, kemudian kepala kontolnya digesek-gesekkan dengan kelentitnya, setelah itu Dewi menyelipkan kontol Erwin kelubang vaginanya, sssllleeeppp.kepala kontol Erwin terselip dalam lubang vagina Dewi, kemudian dengan perlahan Dewi mulai menurunkan pantatnya, batang kemaluan Erwin yang besar mulai menerobos perlahan lubang vagina Dewi, blleesssssDewi merasakan kontol Erwin yang besar membuat sesak lubang vaginanya, dan ia merasakan sedikit perih pada lubang vaginanya akibat besarnya kontol Erwin, sementara itu Erwin sendiri merasakan vagina Dewi sangat sempit dan menjepit dengan erat kontolnya, Dewi mendiamkan sebentar gerakkannya.

Gila, kontolnya betul-betul besar, bisa robek memekku, batin Dewi.

Dewi kembali mencoba menurunkan kembali pantatnya perlahan-lahan, sambil mulutnya mencium mulut Erwin yang setengah terbuka karena merasakan jepitan vagina Dewi yang sangat ketat di kepala kontolnya, lidah Dewi menerobos masuk menari mencari lidah Erwin, kedua tangan Erwinpun mulai beraksi payudara Dewi diremas-remasnya dan kedua puting susunya dipilin-pilin dengan lembut, bbleesssss.kontol Erwin mulai menerobos kembali lubang vagina Dewi seiring dengan turunnya pantat Dewi.

Oohhhkontolmu besar sekali, memekku robek dibuatnyaaaagghhh, Dewi mengerang saat kontol Erwin kembali menyeruak masuk kedalam lubang vaginanya.

Wi, memekmu sempit sekalienak betultekan lagi, Wi, Erwin mendesah merasakan nikmatnya jepitan vagina Dewi di batang kemaluannya, tangannya beralih ke bongkahan pantat Dewi dan meremas-remasnya.

Danbleeessss.Erwin dengan gerakan tiba-tiba menekan pantat Dewi kebawah, sehingga batang kemaluannya terbenam seluruhnya dalam lubang vagina Dewi,

Ooouughhhhh., Dewi melenguh panjang, kepalanya mendongak dan mulutnya agak terbuka sementara matanya terpejam, merasakan sakit dan nikmat atas terjangan kontol Erwin yang mendadak itu.

Dewi terdiam sesaat merasakan vaginanya yang sedikit perih, dibalik perih yang ia rasakan ada kenikmatan yang ia rasakan juga, ia merasakan denyutan kontol Erwin di dinding lubang vaginanya.

Win, punyamu besar sekali, memekku perih gara-gara barangmu ini, tapi enak kurasakan, desah Dewi.

Lubangmu juga enak, sempit sekali, sungguh beruntung aku dapat merasakan jepitan ketat lubang vaginamu, balas Erwin.

Jangan diam aja dong, Wi, sekarang goyangkan pantatmu, biar lebih enak, lanjut Erwin.

Dewi mulai menggerakkan pantatnya maju mundur dengan perlahan-lahan, sssrrtttt..bleesss ssssrrttttbleesssrasa perih yang dirasakan oleh Dewi mulai menghilang berganti dengan rasa kenikmatan yang luar biasa akibat gesekan-gesekan batang kemaluan Erwin di dinding lubang vaginanya, rintihan dan lenguhannya mulai terdengar, gerakan maju mundurnya bertambah cepat, cairan pelicinnya mulai mengalir keluar dari lubang vaginanya, menambah mudah pergeseran batang kemaluan Erwin di lubang vaginanya yang sempit itu.

Tangan Erwin kembali beralih meremas-remas dan memilin-milin payudara dan puting susu Dewi, akibat permainan tangan Erwin gelora birahi Dewi semakin menggila, lenguhan dan rintihan kenikmatannya semakin sering terdengar, Dewi tidak perduli lagi suara erangan ia terdengar oleh suaminya yang tertidur diruangan sebelah, yang ada dalam pikirannya sekarang ini adalah memuaskan dahaga sexnya.

Ooohhhenak sekali kontolmu, Win, besar dan panjang, Oohhhaku ingin terus dientot kamu.., rintih Dewi.

Puaskan aku, Win, Oohhhremas tetekku, yah begitu, Oohh..hisap putingnya Win, Oohhnikmatnyaterus Win, hisap terus, jangan berhenti, rintihan Dewi terdengar lagi.

Hhhmmmsllrrppmemekmu juga enak, Wi, slllrrppp.hhmmm, terus goyang Wi, puaskan dirimu, ssllrppp, desah Erwin yang sibuk menghisap kedua puting susu Dewi silih berganti sementara kedua tangannya tetap aktif dengan meremas-remas kedua bukit kembar Dewi itu.

Mata Dewi terpejam, kepalanya mendongak dan bergerak kekanan dan kekiri, mulutnya setengah terbuka dan mengeluarkan rintihan serta lenguhan menikmati persetubuhannya kali ini, Dewi merasakan lubang vaginanya pehun sesak dengan jejalan batang kemaluan Erwin ini, sehingga gesekan-gesekan batang kemaluan Erwin terasa betul oleh dinding vaginanya, saat batang kemaluan Erwin keluar masuk di lubang vaginanya, ia juga merasakan kelentitnya tergesek-gesek oleh batang kontol Erwin.

oohhhWin, eenak sekali kontolmu ini, itilku juga tergesek-gesek oleh kontolmu, ooh..sshhh aaahhhh, rintih Dewi.

Aku pengen terus dientot kamu, Oohhh, kembali Dewi merintih.

Win, aku mau keluar, aku sudah tidak tahan lagi, ooohhh..kontolmu hisapanmu,Dewi mengerang.
Gerakan maju mundur Dewi semakin cepat tapi tidak beraturan, tubuhnya mulai mengejang dan mengejut-ngejut, Erwin yang mengetahui Dewi hampir orgasme lagi, segera menambah ritme remasan tangannya di kedua payudara Dewi, dan mulutnya menambah daya hisapannya menjadi lebih lama dan berulang-ulang, persis seperti anak bayi yang sedang menyusu pada ibunya. Aksi Erwin menambah geli dan nikmat bagi Dewi yang sedang diambang orgasme.

Ooh..Win, geli sekalinikmatenakaku tidak tahan lagi, Wiiinnnaku keluarOoohhh, Dewi melenguh panjang saat puncak kenikmatannya berhasil ia rengkuh untuk yang kedua kalinya,.

Dewipun menekan pantatnya kuat-kuat,

Sssrrrrr.sssrrrrsssrrrrsssrrrrr vaginanya menyemburkan lahar kenikmatannya, membasahi kontol Erwin,

Tubuh Dewi terlihat bergetar dengan hebat, pantatnya mengejut-ngejut, tubuhnya ambruk diatas tubuh Erwin, vaginanya berkedut-kedut, di mulutnya tersungging senyum kepuasan.

Erwin kemudian menambah sensasi nikmat Dewi dengan mengecup lembut bibir Dewi berkali-kali, tangannya meremas-remas lembut pantat Dewi dan membelai-belai punggung Dewi.

Oohh..Win, kamu hebat, kamu belum keluar juga, desah Dewi.

Hhmmmyang penting kamu puaskan, kita bisa lanjutkan lagi, klo kamu sudah siap, balas Erwin.

Oohhaku ingin dientot kamu sampai pagi, Win. Klo bisa sich seterusnya, bisik Dewi genit, sambil menjilat kuping Erwin.

Kita bisa lakukan lagi kapanpun kamu mau, yang penting sekarang kita puaskan acara ngentot kita ini, Sahut Erwin, sambil perlahan-lahan ia mulai menggerakkan pantatnya naik turun, dan menjilati telinga dan leher Dewi.
Oohh..Win, geli, ssshhhaaahhh, Dewi mendesah kegelian.

Saat Erwin mulai menggerakkan pantatnya naik turun itu, ia tahu bahwa Dewi belum tuntas mengeluarkan lahar kenikmatannya, karena kontolnya yang terbenam dalam lubang vagina Dewi masih merasakan dinding vagina Dewi berkedut-kedut, nampaknya Erwin tahu bagaimana membuat perempuan mencapai multi orgasme, makanya ia mulai menggerakkan kontolnya keluar masuk dilubang vagina Dewi, iapun mulai menaikkan ritme gerakannya, semakin lama semakin cepat, kontolnya terlihat keluar masuk dengan cepat dilubang vagina Dewi, Dewi merasakan sensasi nikmat yang luar biasa, gelora birahinya yang mulai mereda mendadak bangkit kembali, aksi Erwin memberikan rangsangan yang luar biasa pada tubuhnya, birahinya kembali meledak-ledak, mulutnya memagut bibir Erwin dengan penuh nafsu, lidahnya menerobos rongga mulut Erwin mencari-cari lidah Erwin, nafasnya memburu.

Erwin semakin mempercepat kocokan kontolnya di lubang senggama Dewi, gerakan keluar masuk kontolnya sekarang lebih leluasa karena lubang vagina Dewi sudah basah oleh cairan kenikmatan Dewi, bunyi kecipak kontol Erwin saat memasuki rongga senggama Dewi yang terdengar oleh mereka, semakin menambah sensasi kenikmatan mereka.

Hhhmmppooohh..hhmmppohhh..terus Win, entot aku tekan yang dalam kontolmu itu, yah.. yang kuat..oohhlagilebih cepatoohhaaakkuooohhWin, enak sekali, Dewi mengerang keenakan digenjot oleh Erwin.

terus..Win, jangan berhenti, yah teruss..entot akuooohh,Dewi mengerang lagi.

Enaksayang…kontolku enakhhmm..memekmu juga enak, erang Erwin.

Erwin semakin mempercepat genjotannya, kontolnya seperti piston mesin yang sedang bekerja, keluar masuk lubang senggama Dewi dengan cepat, Dewi semakin kesetanan mendapat perlakuan Erwin ini, vaginanya kembali berkedut-kedut dengan cepat, tubuhnya mulai bergetar hebat, Erwin yang tahu Dewi akan mencapai kembali puncak kenikmatannya, menambah cepat lagi gerakannya, dan dengan sekali hentakan yang kuat Erwin membenamkan kontolnya dalam-dalam dilubang vagina Dewi, sehingga ujung kepala kontolnya sampai menyentuh dinding rahim Dewi, Dewi berkelojotan mendapatkan serangan seperti ini, sensasi nikmat yang ia rasakan saat ini belum pernah ia alami sebelumnya.

OoohhWiin. Aku keluar lagigila kamu3x aku dibuat orgasme, enak sekali Win, nikmat sekali, erang Dewi.

Ssrrrr.sssrrrrsssrrrrsssrrr vagina Dewi berkedut mengeluarkan lahar kenikmatannya, tubuhnya bergetar hebat lebih hebat dari sebelumnya, kalau boleh dibilang Dewi terlihat berkelojotan saat meraih puncak kenikmatannya saat ini, Dewi merasakan kakinya lemas, kenikmatan yang ia rasakan ini tidak dapat diungkapkan oleh kata-kata.

Enak sayang, tanya Erwin.

gila Win, belum pernah aku merasakan keenakan seperti ini,jawab Dewi dengan nafas masih memburu, dan vaginanya masih berkedut-kedut mengeluarkan lahar kenikmatannya.

Mau lagi, Erwin bertanya lagi.

Hah, bisa mati lemas aku,Dewi menjerit kaget.

Ha..ha..ha, Erwin tertawa melihat mimik muka Dewi.

Kemudian dengan lembut Erwin menciumi Dewi, Dewipun membalas ciuman Erwin, ciuman lembut mereka lama-lama berubah menjadi pagutan-pagutan penuh nafsu, Lidah mereka menari bersama saling menyentuh, kadang-kadang didalam rongga mulut Erwin kadang-kadang didalam rongga mulut Dewi, air liur mereka sudah menjadi satu, birahi Dewi kembali menggelora, pantatnya mulai ia gerakkan kembali, erangan mereka berdua kembali terdengar, terlihat Dewi begitu bernafsu sekali, sepertinya ia betul-betul ingin menikmati malam ini dengan dientot tanpa henti oleh Erwin.

HhhmmmWin, puaskan aku lagi, entot aku lagi dengan kontol besarmu itu, Ooohbawa aku kepuncak kenikmatan lagi, Win,Dewi mengerang.

Hmmmmpasti sayang, akan kubuat kamu puas lagi, akan kubawa kamu untuk merengkuh puncak kenikmatan lagi,Erwin berbisik di telinga Dewi.

Dewi terperanjat saat Erwin bangkit berdiri, tangannya segera memeluk leher Erwin, posisi mereka saat bercumbu dan saat Dewi menggoyangkan pantatnya itu memang dalam posisi duduk dan berpelukan, sementara pantat Erwin sedang berada dipinggiran sofa, dan Dewi sendiri posisinya sedang duduk diatas pangkuan Erwin, sementara kontol Erwin memang masih terbenam dalam lubang kemaluan Dewi, satu persatu Erwin menyelipkan tangannya kebawah paha Dewi, dan telapak tangannya memegang bongkahan pantat Dewi, lalu Erwin mulai menaik turunkan pantat Dewi, kedua payudara Dewi terlihat naik turun seirama dengan gerakan naik turun tubuhnya, Dewi merasakan ujung kepala kontol Erwin menyentuh dinding rahimnya saat pantatnya turun, kembali Dewi merasakan sensasi nikmat yang berbeda dari yang sudah-sudah.

oohhWin, enak sekali, lebih nikmat dari yang tadi, terus Win, Ooh..puaskan aku..Win,Dewi mengerang keenakan.

Dewi pun membantu Erwin dengan berpegangan kuat dileher Erwin, ia menaik-turunkan pantatnya seirama dengan gerakan tangan Erwin, tak lama berselang Erwin menghentikan aksinya, ia berjalan kearah Bar, saat berjalan itu kontol Erwin bergerak dengan sendirinya keluar masuk memek Dewi, batin Dewi bertanya dalam hatinya posisi apa lagi yang akan dilakukan Erwin, sesampainya di Bar, Erwin mendudukkan Dewi di kursi tinggi yang ada di bar itu, Erwin menaruh pantat Dewi dipinggiran kursi itu dan nampaknya tinggi kursi itu betul-betul pas dengan posisi berdiri Erwin, sehingga Erwin tidak memerlukan tambahan apapun untuk menggenjot Dewi sambil berdiri, tangan Erwin kemudian berpegangan di bagian bawah sandaran kursi tersebut, paha Dewi sekarang berada diatas tangan Erwin, Dewi melihat memeknya tersumpal penuh oleh kontol Erwin, dan ia melihat kelentitnya semakin merah warnanya akibat gesekan-gesekan kontol, Erwin, Erwin mulai menggenjot kontolnya keluar masuk dilubang memek Dewi, dengan posisi ini memek Dewi nampak mumbul saat Erwin mendorong masuk kontolnya, kemudian kelentitnya tampak mencuat saat Erwin menarik kontolnya, bleesssssrttttbleesssssrrtttt.dengan mantap Erwin mulai menggenjot memek Dewi, semakin lama gerakan Erwin semakin cepat, Dewi dibuat merem-melek oleh gerakan Erwin ini, rintihan dan erangannya kembali terdengar, tubuhnya selalu melenting saat Erwin mendorong dalam-dalam kontolnya dilubang vaginanya karena dinding rahimnya selalu tersentuh oleh ujung kepala kontol Erwin.

UughhhWin, Erwinoh nikmat betul, entot aku, sayang, oohhaahh..sshhhaahhhtekan yang kuat, yach..oohh..yang dalam Win, oooh..terus sayangterus..yang lebih kuat..lebih dalam..Oohh.yachuuugghhaahhenak Win, enak Ohh..Erwin..nikmat betul kontolmu., Dewi merintih-rintih keenakan.

Puaskan..aku Win, oohhyaahh..terus pompa terus kontolmu Win, Ohh Erwin tekan yang dalam sayangyang kuatyah ..lagi yang kuatyang dalam..oohhhkontolmu..enak..sekalioohh terus sayang entot akuWin, Erwinoohh..nikmatnya enjotanmu.., Dewi merintih-rintih menikmati genjotan-genjotan batang kemaluan Erwin di vaginanya, ia tidak memperdulikan lagi kalau suaranya dapat membangunkan suaminya, yang ia pedulikan adalah menikmati sensasi nikmat dari persetubuhan mereka.

Keringat mulai mengalir dari kedua tubuh mereka, saat tubuh mereka beradu menimbulkan suara yang menambah sensasi persetubuhan mereka, lenguhan mereka terus menerus terdengar, rintihan-rintihan kenikmatan mereka bersahutan tiada henti, Erwin semakin menggila menggenjot kontolnya keluar masuk dilubang vagina Dewi, sentakan-sentakan kuat saat menekan masuk kontolnya kedalam lubang vagina Dewi, membuat tubuh Dewi terhenyak dan melenting, kepala Dewi mendongak saat merasakan desakan kontol Erwin yang kuat dan dalam sehingga menyentuh dinding rahimnya, matanya merem-melek menikmati sodokan-sodokan batang kemaluan Erwin, vagina Dewi yang semakin basah menimbulkan suara kecipak saat batang kemaluan menyeruak masuk.

Win, Ooohh Erwin, tekan yang dalamterus jangan berhenti, genjot terus kontolmu sayang, yachoohhtekan yang kuat, aahhh, terusterus.yang dalamyang kuat..terusaaacchh.. aku..tidak kuat lagi, Win, Oohhkamu hebat..oohh..aaku kelluaar..Win, Oh, Dewi mengerang menikmati persetubuhan ini, tubuhnya kembali mengejang dan melenting menyambut puncak kenikmatan yang akan ia raih kembali.

Iyach, sayang..aku juga mau keluar..oohh..memekmu betul-betul enakuughhh, Erwin juga mengerang, gerakan tubuhnya semakin cepat dan tidak beraturan, sodokan-sodokan batang kemaluannya semakin dalam dan semakin kuat, ia ingin meraih puncak kenikmatannya bersamaan dengan Dewi.

Dengan sekali hentakan kuat Erwin menekan kontolnya dalam-dalam, Bleessss..ccccrreett. sssrrrr.ccreeeettssrrrr.creeettsssrrr..

Ooohhh.aaaku..keluarraaahhhhhhmmmmsslrrppp, Dewi dan Erwin mengerang bersamaan menyambut puncak kenikmatan dari persetubuhan mereka, mulut mereka berpagutan penuh nafsu, tubuh mereka mengejang bersamaan.

Kedua kemaluan mereka secara bersamaan menyemburkan lahar kenikmatan, Erwin dan Dewi merasakan siraman hangat dikemaluan mereka, pantat Erwin terlihat mengejut-ngejut seirama dengan kedutan-kedutan batang kemaluannya yang menyemburkan lahar kenikmatannya, tubuh bagian bawah Dewi juga terlihat mengejut-ngejut seirama dengan kedutan-kedutan dinding vaginanya yang sedang menyiramkan lahar kenikmatannya.

Nafas mereka berdua terdengar memburu, mulutnya mereka masih berpagutan dengan penuh nafsu, tubuh mereka telah basah oleh keringat mereka yang telah bercampur menjadi satu, mata mereka terpejam merasakan sisa-sisa kenikmatan yang barusan saja mereka rengkuh, batang kemaluan Erwin masih tertanam di dalam lubang vagina Dewi, perlahan-lahan batang kemaluan Erwin mulai lemas dan mengecil, Dewi yang tadinya merasakan lubang vaginanya begitu sesak oleh jejalan batang kemaluan Erwin mulai merasakan kekosongan akibat mengecilnya batang kemaluan Erwin.

Selang beberapa saat, pagutan penuh nafsu mereka berganti menjadi kecupan-kecupan ringan, senyum paus tersungging di mulut mereka berdua.

Kamu hebat, Win. Aku betul-betul puas, tapi aku ingin lagi, Dewi berkata manja dan genit.

Mau lagi? Sekarang? Sampai Pagi? Aku juga masih ingin menikmati lubang senggamamu, kata Erwin.

Setelah nafas mereka mereda, akhirnya mereka berdua beranjak ke sofa untuk istirahat, sambil istirahat mereka bercengkrama, dan merencanakan apa yang akan diceritakan kepada suami Dewi nanti saat terbangun dari tidurnya, akhirnya mereka sepakat akan menceritakan bahwa Erwin meninggalkan Dewi dan suaminya di kamar setelah suami Dewi itu tertidur dan Erwin mengambil lagi sebuah kamar untuk beristirahat.

Kesepakatan telah mereka ambil, istirahat telah mereka lakukan, perlahan nafsu birahi mereka kembali bergelora, keduanya kembali bercumbu, keduanya kembali mendayung biduk persetubuhan mereka, berbagai posisi mereka lakukan mulai dari doggie style, sendok-garpu, woman on top, mereka rengkuh kembali kenikmatan-kenikmatan persetubuhan mereka ini sampai pagi hari, mereka berhenti melakukan persetubuhan-persetubuhan itu saat waktu menunjukkan pukul 6 pagi. Erwin keluar ruangan dan Dewi sendiri membersihkan diri untuk dan berbenah diri agar tidak terlihat seperti habis melakukan persetubuhan, setelah selesai ia membaringkan tubuhnya disamping suaminya.


Share:

...

Copyright © CERITA DEWASA MALAM | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com